Afterschool: What I'm Looking For?

12:36 PM Dewi 0 Comments

Sekian lama mencari-cari informasi soal homeschooling, hari ini aku menemukan istilah afterschool. Atau bisa dibilang juga part-time homeschooling. Afterschool ini tidak sekedar mengerjakan PR bersama anak. Tapi lebih luas lagi melakukan kegiatan bersama keluarga yang terjadwal. Dan dari kegiatan ini ada tujuan-tujuan yang ingin dicapai dalam hal pembelajaran untuk anak.

Sepertinya, metode ini bisa diterapin buat Martyr nanti kalau sudah memasuki usia sekolah. Aku sendiri kurang yakin bisa ngejalanin full homeschooling untuk Martyr karena masih sibuk bekerja. Tapi untuk melepas tanggung jawab akademik ke sekolah saja kayaknya gak rela juga. Dan gak yakin apakah sekolah bisa memenuhi standar yang aku harapin.

Yang bisa dilakukan dengan metode afterschool ini diantaranya:

Jadwalkan kegiatan rutin bersama keluarga, dan libatkan anak dalam perencanaan.
Jadwal bisa menjadi mingguan (kegiatan dirumah) dan bulanan atau tiga-bulanan (kegiatan ke luar rumah).

Untuk kegiatan dirumah, jadwalkan kegiatan-kegiatan sederhana yang bisa dilakukan bersama anak. Misalnya seperti memasak kue atau menonton DVD bersama bisa menjadi kegiatan rutin yang menyenangkan. Jangan lupa, libatkan juga anak dalam perencanaan.

Contohnya, dalam kegiatan membuat kue bersama, orangtua dan anak bisa merencanakan bersama jenis kue yang akan dimasak, pencarian resep bisa dilakukan sampai search ke internet atau ke perpustakaan/toko buku. Pembelanjaan bahan dasar kue ke swalayan juga bisa menyenangkan.

Intinya, buatlah hal sederhana menjadi istimewa.

Kegiatan diluar rumah bisa dilakukan tanpa perlu keluar ekstra uang. Coba cari jadwal kesenian di Taman Ismail Marzuki mengenai pameran lukisan atau pertunjukan teater. Selain itu, bisa juga dilakukan Jalan-jalan ke museum, kantor pos, bank, stasiun kereta, bandara, dll. Kenapa harus menunggu dan bergantung pada kegiatan field trip dari pihak sekolah, kalau kita bisa melakukannya juga?

Rencanakan proyek bersama
Cobalah merencanakan proyek bersama yang bisa dilakukan dengan anak. Entah itu proyek jangka pendek atau jangka panjang. Misalnya saja, seperti berkebun. Mulai dari penanaman hingga panen, selain perlu perencanaan dan pencarian informasi yang cukup, mungkin orangtua dan anak bahkan perlu mendapatkan ”pelatihan” atau ”informasi” dari yang lebih berpengalaman, sehingga mungkin perlu adanya kunjungan, dlsb.

Dokumentasikan kegiatan
Yang membedakan homeschooling dari kegiatan lain, mungkin adalah tentang dokumentasi. Walaupun anak belajar ke sekolah, bukan berarti orangtua tidak bisa membuat portofolio juga seperti halnya homeschooler. Coba dokumentasi kegiatan bersama melalui video atau kamera, Semangati anak Anda untuk membuat tulisan/cerita mengenai kegiatannya, dan coba tuliskan ”pelajaran” apa saja yang didapat anak hari itu. Bisa juga didokumentasikan ke dalam blog.

Buat follow-up-nya!
Mirip-mirip seperti kegiatan tematik/unit studies, bila memungkinkan, cobalah membuat follow-upnya setelah kegiatan berakhir. Diskusikan bersama anak apa saja yang sudah dilakukan, lalu coba lihat apakah dari diskusi tersebut bisa memperluas dan membuat cabang bagi kegiatan-kegiatan baru. Misalnya setelah menonton DVD kartun penguin, mungkin anak menjadi ingin tahu mengenai penguin dan kehidupannya sehingga akhirnya perlu search ke internet atau menyewa DVD discovery channel mengenai penguin yang asli. Pengetahuan tentang penguin mungkin bisa menimbulkan proyek baru mengenai kehidupan di antartika, dlsb.

Terinspirasi dari Homeschooling Athallah

Anw, hari ini juga dapet harta karun link worksheet untuk belajar Bahasa Inggris mulai dari grade Kindergarten sampai grade 6. Thx to milis sekolahrumah
Silahkan klik : http://www.sfreading.com/

0 comments: